Kamis, 13 Desember 2012

dampak negatif Gadget/teknologi pada prestasi anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era teknologi yang serba canggih sekarang ini, tak sedikit orang tua yang memberikan kebebasan kepada buah hatinya menggunakan gadget. Padahal, anak yang sejak kecil memiliki ketergantungan pada gadget memicu bahaya. Pasalnya, ketergantungan tersebut membuat sang anak memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang tuanya.

Hal itu diungkapkan Psikolog anak, Ratih Andjayani Ibrahim pada sebuah acara peluncuran program pendidikan dan kesehatan di Jakarta, Selasa (5/6) kemarin. "Rasa adiksi anak pada gadget, dapat membuatnya bosan dan sulit berkonsentrasi pada dunia nyata, terutama untuk mendengarkan orang tuanya," ujar Ratih.

Ratih mengatakan, adiksi pada gadget membuat anak-anak sampai bingung dan galau bila tidak ada gadget. Padahal, gadget hanyalah sebuah benda yang mereka belum benar-benar membutuhkannya.

Namun faktanya, pada saat ini kita hidup dalam era teknologi dan sulit untuk menjauhkan gadget dari anak-anak. "Kalau kita jauhkan gadget dari anak-anak, nanti mereka jadi ketinggalan zaman. Namun ada cara untuk membuat anak-anak tidak adiksi terhadap gadget," imbuh Ratih.

Dijelaskannya, sebaiknya orang tua mengajari anak dan menjelaskan kapan waktu yang tepat untuk mereka boleh menggunakan gadget. "Anak tidak akan adiktif kepada gadget, bila orang tua mampu memberikan kualitas waktu yang baik untuk anak-anaknya," kata Ratih menandaskan.

1. Mengalami penurunan konsentrasi.
Anak mengalami penurunan konsentrasi saat belajar. Konsentrasinya menjadi lebih pendek dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Anak lebih senang berimajinasi seperti dalam tokoh game yang sering ia mainkan menggunakan gadget-nya.

2. Mempengaruhi kemampuan menganalisa permasalahan.
Ketika belajar, anak tidak mau mencari data dan tidak tertantang untuk melakukan analisis. Anak menginginkan sesuatu yang serba cepat dan langsung terlihat hasilnya. Ada pun proses untuk mencapai hasil akhir itu tidak dipedulikan.

3. Malas menulis dan membaca.
Gagdet menjadikan anak malas menulis dan membaca. Dengan perangkat gadget, maka aktivitas menulis menjadi lebih mudah, ini memengaruhi keterampilan menulis anak. Tak hanya itu, perangkat visual pun tampak lebih menarik dan menggoda, karena dapat memperlihatkan sesuai dengan kenyataan. Akibatnya anak-anak menjadi malas membaca. Sebab, membaca menuntut anak untuk mengembangkan imajinasi dari kesimpulan yang dibaca.

4. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi.
Anak menjadi tidak peduli dengan lingkungan sekitar serta tidak memahami etika bersosialisasi. Anak tidak tahu, bila ada banyak orang menginginkan sesuatu yang sama, maka wajib antre agar tertib. Ini terjadi karena anak tidak memahami adanya sebuah proses. Apa yang diinginkan harus segera ada dan terwujud, karena terbiasa mendapat pemahaman melalui games atau tontonan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar