Miris memang ketika pemuda-pemudi Indonesia lupa akan budayanya sendiri.
Mereka lebih memilih tuk berlomba-lomba mendedikasikan diri kepada
budaya negara lain. Entah apa yang ada di pikiran mereka. Jika ditanya
mengapa mereka seperti itu, jawabannya hanya "inilah trend, biar gak
kampungan". Jika seperti itu, apakah budaya Indonesia merupakan hal yang
"kampungan"? budaya yang tidak menarik? budaya yang tidak ada
apa-apanya dengan negara lain?
Ane pribadi tidak sepakat dengan anggapan2 tersebut, karene ane yakin
budaya indonesia sangatlah indah. Karna itu, ane bermimpi tuk bisa
menduniakan keindahan budaya indonesia. Namun apa daya, ane gak mampu
secara financial buat pergi ke luar negeri tuk mempromosikan
keindahannya. Tapi ane punya cara kecil tuk bisa mewujudkan mimpi ane,
walaupun cara ini baru akan ane jalanin. Berikut ini cara kecil itu,
1. FORum
Membuat trit tentang kebudayaan indonesia, seperti tutorial memainkan
musik tradisional, menari tarian tradisional, mengenalkan ciri khas
kebudayaan masing2 daerah, dll
2. Ngetwit
Bikin status tentang kebudayaan indonesia, tidak lupa dengan menggunakan
hastag bernuansa indonesia, misal #cintaindonesia, #jaipongdance,
#javastyle, dll
3. Ngeblog
Membuat blog dengan bertemakan indonesia, baik itu konten maupun design
4. Youtube
Membuat video2 tentang budaya indonesia, dari yang sudah terkenal sampai yang sudah terlupakan
5. Ngechat
Ngobrol dengan banyak orang, asing maupun pribumi, yang pada intinya lebih mengenalkan budaya indonesia
Mungkin ini tidak akan ada artinya jika ane melakukannya sendirian, tapi
jika seluruh pemuda-pemudi indonesia minimal melakukan hal yang sama
dengan ane, ini akan sangat berarti. Budaya indonesia akan tersebar
dengan cepat keseluruh pelosok dunia. Karna internet membuat dunia
seperti dilipat.
jangan sampai kita terlambat gan, artinya kita baru marah ketika ada
negara lain mencuri budaya kita, padahal salah kita sendiri yang tidak
menjaga, melestarikan, bahkan mengangkat ke dunia..
ane gak berharap cendol, hanya ingin mencoba dengan trit ini semoga kita
semua mau sadar dengan lebih mencintai budaya Indonesia. jika agan
setuju dengan pendapat ane, silahkan disundul dengan komentar agan, atau
di-rate, biar yang sadar lebih banyak.
Jika ada tambahan monggo gan dikomenkan...
terima kasih sebelumnya gan..
amazing knowledge, share & review sedang belajar mengenai blog semoga dapat manfaat dengan membagi pengetahuan kepada semua orang :)
Rabu, 24 Oktober 2012
Senin, 22 Oktober 2012
Melihat dari Dalam "Jantung" Google
VIVAnews - Layanan internet Google memang telah populer di kalangan
pengguna internet dunia. Tentunya layanan tersebut didukung oleh data
centre, yang bisa dikatakan sebagai jantungnya layanan internet.
Performa data centre ini menentukan lancarnya akses internet yang kita pakai. Google pun memperlihatkan data centre mereka yang memasok daya untuk layanan internet mereka.
Data centre tersebut seakan mengungkap jaringan rumit dari komputer yang memproses berbagai permintaan pencarian internet, mencari video klip di YouTube dan mendistribusikan email bagi jutaan orang.
Dalam data centre tersebut terdapat ratusan ribu server dengan kabel berwarna-warni. Dan, karena saking luasnya, teknisi Google harus menggunakan sepeda agar dapat berkeliling dengan cepat.
Data centre tersebut berada mulai dari bekas pabrik kertas di Finlandia yang dikonversi untuk pusat data, sampai pusat server yang dikustomisasi di Iowa, AS.
"Sangat sedikit orang yang telah melangkah masuk pusat data Google. Dan untuk alasan yang baik, prioritas pertama kami adalah privasi dan keamanan data Anda. Kami berusaha keras untuk melindunginya, menjaga situs kami di bawah penjagaan ketat," demikian pernyataan Google, seperti dilansir
Dailymail.
"Kami telah menerbitkan efisiensi data kami sejak 2008, hanya sebagian kecil karyawan kami memiliki akses ke lantai server tersebut," lanjut Google.
Menurut Google, Anda tak akan mendapatkan tampilan yang belum pernah dilihat sebelumnya pada teknologi, orang-orang, juga tempat-tempat yang memungkinkan Google tetap berjalan.
Google menunjukkan foto-foto dari dalam delapan data centre Google Inc di Amerika Serikat, Finlandia dan Belgia. Google juga membangun pusat data di Hong Kong, Taiwan, Singapura dan Chili.
Perjalanan virtual dari data centre North Carolina juga akan tersedia melampaui layanan 'Street View' Google, yang biasanya digunakan untuk
melihat foto-foto lingkungan di seluruh dunia.
Akses fotografi ke pusat data Google bertepatan dengan terbitnya sebuah artikel di majalah Wired, tentang bagaimana perusahaan membangun dan mengoperasikan data centre.
Artikel ini ditulis oleh Steven Levy, seorang jurnalis yang memenangkan kepercayaan Google saat menulis "In The Plex". Ini adalah sebuah buku yang dipublikaskan tahun lalu, yang menulis tentang filosofi dan evolusi Google.
Performa data centre ini menentukan lancarnya akses internet yang kita pakai. Google pun memperlihatkan data centre mereka yang memasok daya untuk layanan internet mereka.
Data centre tersebut seakan mengungkap jaringan rumit dari komputer yang memproses berbagai permintaan pencarian internet, mencari video klip di YouTube dan mendistribusikan email bagi jutaan orang.
Dalam data centre tersebut terdapat ratusan ribu server dengan kabel berwarna-warni. Dan, karena saking luasnya, teknisi Google harus menggunakan sepeda agar dapat berkeliling dengan cepat.
Data centre tersebut berada mulai dari bekas pabrik kertas di Finlandia yang dikonversi untuk pusat data, sampai pusat server yang dikustomisasi di Iowa, AS.
"Sangat sedikit orang yang telah melangkah masuk pusat data Google. Dan untuk alasan yang baik, prioritas pertama kami adalah privasi dan keamanan data Anda. Kami berusaha keras untuk melindunginya, menjaga situs kami di bawah penjagaan ketat," demikian pernyataan Google, seperti dilansir
Dailymail.
"Kami telah menerbitkan efisiensi data kami sejak 2008, hanya sebagian kecil karyawan kami memiliki akses ke lantai server tersebut," lanjut Google.
Menurut Google, Anda tak akan mendapatkan tampilan yang belum pernah dilihat sebelumnya pada teknologi, orang-orang, juga tempat-tempat yang memungkinkan Google tetap berjalan.
Google menunjukkan foto-foto dari dalam delapan data centre Google Inc di Amerika Serikat, Finlandia dan Belgia. Google juga membangun pusat data di Hong Kong, Taiwan, Singapura dan Chili.
Perjalanan virtual dari data centre North Carolina juga akan tersedia melampaui layanan 'Street View' Google, yang biasanya digunakan untuk
melihat foto-foto lingkungan di seluruh dunia.
Akses fotografi ke pusat data Google bertepatan dengan terbitnya sebuah artikel di majalah Wired, tentang bagaimana perusahaan membangun dan mengoperasikan data centre.
Artikel ini ditulis oleh Steven Levy, seorang jurnalis yang memenangkan kepercayaan Google saat menulis "In The Plex". Ini adalah sebuah buku yang dipublikaskan tahun lalu, yang menulis tentang filosofi dan evolusi Google.
Langganan:
Postingan (Atom)